Singgahsana Berdarah
Majulius
5:04Dibawah langit malam yang pekat Kami berhimpun, bersumpah dipusara gelap Tujuh paku terpacak jadi pemutus Agar bayang tak bangkit, agar malam tak runtuh Dia mesti dipakukan kedalam peti keramat Satu disetiap lengan, satu disetiap tangan Dua dilutut yang pernah menanggung dosa Dan biarlah yang terakhir menusuk ke dalam mulut Agar bisikan gelapnya terbungkam selama-lamanya Dan dunia tidak lagi digenggam bayangan" Ada jiwa lahir tanpa cahaya Mencari jasad, menagih nyawa Dari rahim gelap dia terjaga Menggenggam derita yang tiada akhirnya Tanah berbisik resah di liang Lilin terbakar, angin berbisik kelam Siapa yang berani mengangkat besi sumpahan? Menusuk sunyi, menutup jeritan ghaib Mengikat bayang yang lahir dari ngeri Agar dunia tidak lagi diselimuti mimpi Keranda bernafas berdegup kencang Peti besi yang tak pernah tenang Tujuh paku, tujuh sumpahan Menjadi kunci pada rahsia malam Tangan pertama, darahnya saksi Tangan kedua, suaranya mati Tangan ketiga, lutut terkunci Tangan keempat, roh terhenti Dan paku terakhir di bibir beku Membungkam suara dari neraka bisu Siapa yang berani mengangkat besi sumpahan? Menusuk sunyi, menutup jeritan ghaib Mengikat bayang yang lahir dari ngeri Agar dunia tidak lagi diselimuti mimpi Sunyi kembali di tanah kelam Bayang terikat, malam tenggelam Namun angin berbisik di liang Jika paku longgar Aku akan pulang Dia mesti di pakukan Ke dalam peti keramat