Notice: file_put_contents(): Write of 711 bytes failed with errno=28 No space left on device in /www/wwwroot/muzbon.net/system/url_helper.php on line 265
Morgue Vanguard - Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi | Скачать MP3 бесплатно
Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi

Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi

Morgue Vanguard

Длительность: 5:24
Год: 2024
Скачать MP3

Текст песни

Beberapa hal perlu kucatat sebelum memori membusuk bersama kota ini

Kuingin mencintaimu dengan tidak sederhana
Karena tak ada yang membaca Sapardi di Kantin Sastra
Tak banyak rencana disemat di luar margin baca
Terlebih menghitung janji terikat pada ranting kaca

Kuingin mencintaimu dengan tidak sederhana
Bagai membebaskan derai pohon tua di Jalan Cemara
Dari pikat kalimat berpantun dan kuasa metafora
Bagai rindu Mbak Sipon pada kekasih yang dibawa tentara

Di dunia yang bergegas kuingin senantiasa
Hidup lebih lambat dari bebek 70—ku di rentang masa
Secarik larik dibuat seolah kau bacakan tabula
Perihal "Hari yang Sempurna" Duran Duran di Tahura

Pada hari awal kita yang tak sempat dipenjara aksara
Tak ada isyarat yang sempat disampaikan pita kaset kepada
Walkman usang yang menjadikannya aus, kusut bersuara
Mengirim dunia tersembunyi lewat Axl Rose bersungkawa

Waktu mengalir dan lupa bermuara
Sehingga di hilir menjadi rumah bagi umbara
Menjadi rumah bagi goresan kita di sekujur Ganesha
Dan malam yang kita habiskan memunguti langit Bandung Utara

Terik Jatinangor yang membuat semua tak lagi sama
Dan keringat beraroma pada besi di atas Damri tua
Menarik garis pada awal semua bermula serupa
Batas tipis melawan lupa dan melayat luka

Kuingin mencintaimu dengan tidak sederhana
Bagai membebaskan derai pohon tua di Jalan Cemara
Dari pikat kalimat berpantun dan kuasa metafora
Bagai rindu Mbak Sipon pada kekasih yang diculik tentara

Kuingin tak berjarak dengan kensunyian semarak
Dan mengurai kegelapan dari Derai Derai Cemara
Bahwa hidup tak melulu soal kekalahan yang tertunda
Namun pula perihal menjalani yang tak terduga

Kuingin mengingat semua yang pernah hadir
Pada hidup yang tak perlu banyak upaya tafsir
Membebaskan jelajah dari tirani qanun serupa sya'ir
Penjara pantai Banda Neira yang membebaskan Syahrir

Kuingin merekam banyak hal sebelum ingatan punah
Mengingat kau memaklumi semua yang sulit dianggap lumrah
Purwarupa bapak muda yang tiap hari berusaha keluar rumah
Meski tak pasti ada kerja dan pulang membawa upah

Memberi makna pada lusinan purnama
Pada satu gang sempit di mana kontrakan kita pertama
Pada setermos air panas tetangga yang kita minta
Saat tak ada lagi kas untuk menjaga kompor tetap menyala

Saat ideologi yang tak lebih sakti di depan kassa
Namun beberapa hal terbayar tunai di kala
Tarian pertama Alyssa, medali pertama Nayla
Gambar pertama Ababil sebelum bertemu layar—layar kaca

Kuingin turun bersama hujan di baris puisimu
Menjadi peziarah objek di angkasa saat merindu
Yang selalu takut kehabisan waktu
Menemanimu menyanyi "Desember" di konser hingga Desember terakhirku

Ruang ingatan yang tak dapat tersukat umur
Melampaui perjalanan yang kuatrin tak bisa ukur
Meski pada waktunya semua akan uzur
Kuingin setiap hariku sore '95 di bangku Perpus Dipatiukur

Kuingin mencintaimu dengan tidak sederhana
Bagai membebaskan derai pohon tua di Jalan Cemara
Dari pikat kalimat berpantun dan kuasa metafora
Bagai rindu Mbak Sipon pada kekasih yang diculik tentara

Kuingin tak berjarak dengan kensunyian semarak
Dan mengurai kegelapan dari Derai Derai Cemara
Bahwa hidup tak melulu soal kekalahan yang tertunda
Namun pula perihal bersamamu menjalani yang tak terduga

Kuingin menghidupi semua puisimu di buku harian
Yang pernah berbagi peran mengajariku perihal angan
Dengan memberi utopia jalan, kasut dan jas hujan
Sehingga ia punya kesempatan
Untuk tak hanya berakhir menjadi sekedar gagasan